Membuat Gambar Rencana Bangunan
MEMBUAT GAMBAR RENCANA BANGUNAN.
A. Menggambar proyeksi Bangunan.
Menggambar proyeksi perspektif adalah salah satu cara pengungkapan ide/gagasan atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan pandangan mata) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas atau orang lain yang bukan ahli bangunan/arsitek. Hal tersebut disebabkan, gambar proyeksi perspektif memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan dalam bentuk tiga dimensi.Untuk dapat membuat gambar proyeksi perspektif diperlukan pedoman gambar kerja/bestek berupa; gambar denah, potongan melintang, potongan memanjang, tampak depan, samping kiri, dan kanan dengan skala yang benar. Dengan kemampuan dan kemahiran menerapkan skala pada gambar denah, potongan, dan tampak secara proyeksi perspektif, akan diperoleh gambar proyeksi perspektif yang mendekati realita/kenyataan pandangan terhadap rencana bangunan sebenarnya.
A. Menggambar proyeksi Bangunan.
Menggambar proyeksi perspektif adalah salah satu cara pengungkapan ide/gagasan atau imajinasi yang sangat natural (dalam arti sesuai dengan kemampuan pandangan mata) dan mudah dimengerti oleh pemberi tugas atau orang lain yang bukan ahli bangunan/arsitek. Hal tersebut disebabkan, gambar proyeksi perspektif memperlihatkan rencana ruang-ruang (space) dan massa bangunan dalam bentuk tiga dimensi.Untuk dapat membuat gambar proyeksi perspektif diperlukan pedoman gambar kerja/bestek berupa; gambar denah, potongan melintang, potongan memanjang, tampak depan, samping kiri, dan kanan dengan skala yang benar. Dengan kemampuan dan kemahiran menerapkan skala pada gambar denah, potongan, dan tampak secara proyeksi perspektif, akan diperoleh gambar proyeksi perspektif yang mendekati realita/kenyataan pandangan terhadap rencana bangunan sebenarnya.
Pembuatan gambar proyeksi perspektif
terdiri dari dua sudut pandang, yaitu;
- Gambar
proyeksi perspektif menggunakan dua titik lenyap setinggi mata orang
(ibarat orang memotret dengan berdiri tegak). Gambar proyeksi perspektif
model ini sering digunakan para arsitek untuk menggambar proyeksi
perspektif, karena obyek bangunannya tidak terlalu besar dan menampakkan
bentuk bangunan 3 (tiga) dimensi dengan jelas,
- Pengambilan
gambar perspektif menggunakan dua titik lenyap dengan mata burung (bird
eye). Gambar proyeksi perspektif dengan model ini dilakukan bila obyek
bangunannya besar sekali, dan bentuk bangunan akan tampak semuanya, tetapi
prosentasenya lebih banyak terlihat bagian atap bangunan (ibarat orang
memotret dengan memanjat pohon yang tinggi atau naik di atas menara).
Model proyeksi perspektif ini jarang digunakan para arsitek karena tidak
dapat menampakkan gambar bangunan dengan jelas.
Gambar 1.1 Gambar Perspejtif Rumah tinggal
- Menggambar Sketsaa.
- Gambar sketsa adalah pembuatan gambar tanpa melalui alat bantu menggambar yang biasa digunakan, yaitu penggaris. Alat bantu yang digunakan dalam gambar sketsa adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata. Gambar sketsa sering digunakan oleh para arsitek dalam merencanakan bangunan. Yang sering digunakan adalah sketsa untuk merencanakan interior dan eksterior bangunan.
Gambar sketsa
juga sering digunakan untuk menggambar proyeksi perspektif. Gambar tersebut
dihasilkan tanpa melalui bantuan gambar denah, potongan, dan tampak. Dasar yang
digunakan dalam menggambar sketsa proyeksip perspektif, baik interior maupun
eksterior adalah imajinasi dan penalaran pandangan mata yang cekatan dan kuat
dalam alam pikiran seseorang. Gagasan tentang rancangan bentuk rumah/bangunan
sudah tergambar secara menyeluruh dalam imajinasi dan penalaran. Bila hasil
sketsa tersebut akan diterapkan dalam pembuatan bangunan, maka dari gambar
sketsa yang dihasilkan tersebut baru dibuat gambar rencana secara lengkap yang
meliputi denah, potongan, dan tampak.
Nb: Masukkan
gambr sketsa
C. Membuat
Gambar Kerja dan Daftar Komponen
Gambar kerja
merupakan dasar bagi pelaksana untuk melakukan pekerjaan bangunan di lapangan.
Gambar kerja didasarkan dari gambar konstruksi yang memuat detail-detail dari
setiap komponen pekerjaan bangunan. Beberapa komponen yang gambar kerja adalah;
1. Gambar
pondasi,
2. Gambar
penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok),
3. Gambar
dinding dan plesteran,
4.
Gambar kusen (pintu dan jendela) beserta daunnya,
5.
Gambar kuda-kuda dan atap,
6.
Gambar plafon,
7.
Gambar Instalasi air dan plumbing, dan
8.
Gambar instalasi listrik.
Untuk memahmi lebih lanjut tentang
gambar kerja, maka disarankan untuk mempelajarinya pada buku-buku menggambar
konstruksi bangunan gedung
D. Membaca
Gambar Konstruksi
Gambar
konstruksi untuk merencanakan dan membuat suatu bangunan terdiri atas; gambar
denah, gambar potongan, dan gambar tampak.
1. Gambar Denah
Denah merupakan
salah satu bagian terpenting dari suatu gambar konstruksi. Denah berasal dari
kata latin "planum" yang berarti “dasar”. Lebih jauh
diartikan sebagai lantai atau tempat dimana kita berpijak. Gambar denah
sebenarnya adalah gambar potongan suatu bangunan dalam bidang datar dengan ketinggian
antara ±80-100 cm di atas lantai normal (lantai yang
mempunyai
ketinggian dari titik duga ±0.00). Tujuan pembuatan gambar denah adalah untuk
menjelaskan ruangruang tiga dimensional yang direncanakan, baik dari segi
hubungan maupun fungsinya. Oleh sebab itu, pada gambar denah memuat batas-batas
ruang, arah dari membukanya pintu/jendela, notasi-notasi ketinggian lantai .
Gambar denah tersebut informatif bila saat dilihat/dibaca dapat dirasakan
dimensi dan keleluasaan ruang serta dapat mengenal fungsin ruang.
2. Gambar
Potongan
Gambar potongan
adalah gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal dan posisinya
diambil pada tempat-tempat tertentu, terutama adalah duga lantai yang negatip
(turun). Gambar potongan menunjukkan semua bahan-bahan, baik eksterior maupun
interior yang akan digunakan dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
merupakan kunci dari sistem bangunan tersebut, seperti bagian-bagian mekanikal,
plumbing dan sebagainya. Fungsi gambar potongan adalah menunjukkan proporsi ruang
interior dan penyelesaiannya. Gambar potongan terdiri atas potongan melintang
dan memanjang.
3. Gambar Tampak
Gambar proyeksi
orthogonal, sehingga secara grafis terlihat sebagai gambar dua dimensi yang
datar. Gambar tampak terdiri atas 4 (empat) sisi pandang, yaitu tampak muka,
samping kiri, samping kanan, dan belakang.
Gambar tampak
harus memperlihatkan;
a. Karakter dari
bangunan itu sendiri.
b. Proporsi dan
skala terhadap manusia (pemakainya).
c. Segi-segi
lain yang menyangkut perihal ekspresi keindahan serta hubungannya dengan gambar
denah dan gambar potongan yang memperlihatkan konstruksinya.
4. Gambar
Rencana
Gambar denah,
potongan, dan tampak biasanya disatukan dalam satu kertas gambar sebagai satu
kesatuan dari gambar rencana bangunan. Hal tersebut merupakan merupakan dasar
dari pelaksanaan pekerjaan bangunan. Selain itu, keberadaan gambar-gambar
tersebut diperlukan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
MENYUSUN RAB DAB
RKS
Membangun rumah, baik rumah
sederhana, rumah sedang, maupun rumah mewah, rumah untuk dihuni sendiri atau
sebagai investasi di masa depan maupun properti konsumsi publik membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, diperlukan perhitungan-perhitungan yang
teliti, baik jumlah biaya pembuatannya, volume pekerjaan, dan jenis pekerjaan,
harga bahan, upah pekerja, dan rencana serta syarat-syarat kerja. Hal tersebut
bertujuan agar biaya pembuatan rumah efisien dan terukur sesuai dengan gambar
rencana. Dalam konstruksi bangunan gedung, hal tersebut dinamakan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang biasanya disetalikan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis(RKS).
Beberapa
keuntungan apabila terlebih dahulu kita menghitung biaya pembuatan rumah adalah
sebagai berikut;
1. Jenis
pekerjaan apa saja yang akan digunakan untuk diadakan/dibeli.
2. Volume
macam-macam bahan yang akan dibutuhkan dalam membuat rumah dapat diketahui.
3. Jumlah biaya
yang diperlukan untuk pembuatan rumah tersebut dapat diperkirakan sehingga
perputaran keuangan dapat diatur.
4. Pemilik dapat
terbantu dalam bernegosiasi tentang harga penawaran kontraktor atau pihak kedua
(apabila pekerjaan pembuatan rumah tersebut akan dikerjakan orang lain)
sehingga tidak akan merugikan pemilik sebagai pihak pertama.
5.
Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang sudah ataupun yang belum selesai dikerjakan
(apabila dikerjakan pihak kedua/orang lain) dapat dikontrol.
Pengetahuan
terhadap RAB dan RKS dalam pekerjaan pembuatan bangunan gedung/rumah tinggal
akan sangat menguntungkan, karena akan memudahkan memahami berbagai hal yang
berhubungan dengan pembangunan, antara lain memahami peralatan yang akan
digunakan dalam membangun, bahan bangunan, kebutuhan bahan, kebutuhan tenaga,
waktu pengerjaan (pelaksanaan). Adanya pemahaman tersebut akan berdamapak pada
pengetahuan mengenai kebutuhan dana, kebutuhan bahan, pengendalian, dan
penggunaannya di dalam setiap tahapan pekerjaan. Teknik 12 Konstruksi Bangunan
Gedung SederhanaDasar dari RAB dan RKS adalah memahami gambar perencanaan,
sehingga dapat dihitung jumlah dan jenis bahan bangunanyang akan dibeli untuk
pembangunan. Dalam istilah bangunan hal ini dikenal dengan volume pekerjaan.
Volume adalah banyaknya macam pekerjaan atau bahan dengan satuan berbeda-beda,
tergantung kebutuhan dalam setiap macam pekerjaan yang dilakukan. Volume yang
dimaksud bisa dalam bentuk satuan panjang (m1), luas (m2), isi (m3), buah (bh),
unit, lum sum (Ls). Sedangkan harga bahan bangunan dan harga upah pekerja dapat
berbeda-beda, tergantung tempat dan waktu pembuatan rumah.
B. Komponen RAB
dan RKS
Komponen di
dalam perhitungan biaya bangunan terdiri atas:
1. Menyusun
uraian pekerjaan beserta spesifikasi bahan dan persyaratannya,
2. Perhitungan
volume pekerjaan,
3. Membuat
daftar volume pekerjaan, harga satuan bahan, dan upah pekerja,
4. Membuat
daftar analisis satuan pekerjaan,
5. Membuat
daftar analisis harga satuan pekerjaan, dan
6. Membuat
daftar analisis rencana anggaran biaya dan rekapitulasinya.
Untuk
memperjelas setiap komponen tersebut, maka diberikan contoh perhitungan
pembangunan rumah tinggal sesuai dengan denah dan gambar pada sub bab D tentang
gambar konstruksi yang disajikan dalam bab 1. Perhitungan volume yang disajikan
merupakan perhitungan murni, belum ditambah akibat susut maupun bahan yang
terbuang. Harga satuan bahan maupun harga satuan upah pekerja yang digunakan
hanyalah sekedar contoh, harga-harga tersebut setiap waktu akan berubah-ubah
sesuai situasi harga di pasaran atau daerah di mana rumah tinggal akan
dibangun. Pekerjaan pembuatan rumah tinggal tersebut diasumsikan dikerjakan
sendiri, jika pelaksanaan pembangunan diserahkan pada pihak lain (kontraktor)
biasanya ditambah jasa pemborong berkisar 5-10% dari jumlah biaya keseluruhan,
atau tergantung kesepakatan antara pemilik dan pemborong.
1. Menyusun
Uraian Pekerjaan Beserta Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya
Setelah
luas bangunan direncanakan, kemudian ditentukan desain berupa gambar kerja, dan
bahan bangunan yang akan dipakai beserta spesifikasi teknis, selanjutnya dapat
disusun daftar macam pekerjaan dan Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-II
13 syarat-syaratnya. Daftar ini dapat menjadi acuan sehingga memudahkan
menghitung volume, biaya, dan pengontrolan pelaksanaan pembangunan. Contoh dari
daftar uraian pekerjaan adalah seperti berikut.
Pekerjaan Persiapan, galian dan Urugan
- Pekerjaan perbersihan lokasi
- Pekerjaan pengukuran dan
pemasanga bouwplank
- Pekerjaan galian tanah
- Urugan tanah kembali
- urugan pasir dibawah pondasi
Pekerjaan Pondasi dan Beton
- Pekerjaan pasangan pondasi
batukali
- Pekerjaan sloof beton
- Pekerjaan kolom beton
- Pekerjaan ringalk
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
- Pasangan
dinding ½ bata trasram
- Pasangan
dinding ½ bata non-trasram
- Plesteran
trasram
- Plesteran
non trasram
Pekerjaan Lantai
- Urugan
pasir dibawah lantai
- Pasangan
lantai keramik 30 x 30
- Pasangan
lantai 20 x 20
Pekerjaan Atap
- Kuda-kuda
- rangka
atap
- Bubungan
- Penutup
atap genteng
- Lisplank
Pekerjaan Plafon
- Rangka
Plafon
- Plafon
Triplek
Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
- Kusen
pintu dan jendela
- Daun
pintu
- Daun
jendela
- Boven
ligh
Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela
- Kunci pintu
- Engsel pintu
- Engsel Jendela
- Grendel pintu
- Grendel Jendela
- Hak angina
- Tarikan jendela
Pekerjaan Sanitair
- Bak mandi fiberglass
- Kloset jongkok
- Kran
- Septick Tank
- Sumur Resapan
Pekerjaan Instalasi Air
- Instalasi air bersih
- Instalasi air kotor
Pekerjaan Instalasi Listrik
- Instalasi titik nyala lampu
- Lampu pijar
- Penyambungan daya ke PLN
Pekerjaan Pengecetan
- Pengecetan dinding
- Pengecetan Plafon
- Pengecetan Lisplank
- Pengecetan daun pintu
- Pengecetan daun jendela
Pekerjaan Lain -Lain
- Pembersihan lokasi akhir
- Membuat
Daftar analisis rencana Rekapitulasinya
- Membuat Daftar analisis
Rencana anggaran biaya.
Setelah semua
daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan dijumlahkan, selanjutnya harga
satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume pekerjaan sehingga didapatkan
jumlah harga biaya bangunan.
Menyiapkan
Pekerjaan Pasangan Batu
- Menyiapkan Lokasi dan
Material Pasangan Batu
1.
Lokasi
Hal-hal yang disiapkan dilokasi
pekerjaan pasangan batu adalah;
- Di dalam pekerjaan
membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan
selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu
memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan
dibahas secara tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti
buldozer, back hoe dan lain-lain.
- Memindahkan benda yang akan
menghambat proses pekerjaan. Pekerjaan memindahkan sering dilakukan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan
lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi lapangan
bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan bahan yang masih
terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang
aman.
- Membuat penerangan dan
sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air. Untuk sarana
kebersihan disediakan tempat tersendiri sesuai dengan macam sampah yang
dibuang. Pemasangan lampu bisa menyesuaikan dengan kondisi lapangan,
andaikan dekat dengan rumah tinggal, bisa langsung menyambung dengan
rumah terdekat.Bila jauh bisa menghubungi PLN dan bila tidak maka bisa menggunakan
tenaga disel atau lainnya. Kebutuhan air biasanya dengan cara
pemboran/membuat sumur atau memasang ledeng.
2.
Material
Material yang perlu disiapkan dalam
pasangan batu meliputi peralatan dan bahan. Peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan dalam pasangan batu perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana
pekerjaan akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan
pekerjaan. Material yang sangat penting dipersiapkan di dekat lokasi kerja
biasanya adalah:
a. Batu pecah/kali
b. Peralatan pengukuran (water
pass/selang plastik, patok dan papan, meteran)
c. Peralatan kerja (sendok spesi,
cangkul, palu)
d. Bahan adukan (pasir dan semen), dan
e. Tempat membuat adukan/spesi
B.
Melakukan
pekerjaan pengukuran dan Leveling Lapangan.
Pekerjaan
pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang
digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah
lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi
bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut
berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dindingtembok bangunan yang
diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasil pengukuran.
Pekerjaan
pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena
hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan baik buruknya ukuran
dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh
ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.
- Membuat
Bidang Datar
Untuk membaut
bidang datar ("waterpas") pada pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen,
sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup
menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air
hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.
Untuk bangunan yang
berukuran kecil, alat penyipat datar sederhana berupa selang plastik yang diisi
air hasilnya cukup akurat, namun untuk bangunan yang berukuran besar, alat
bantu tersebut kurangakurat hasilnya. Hal tersebut disebabkan ukuran panjang
selang plastikyang terbatas, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari
pelaksanaan pengukuran kurang akurat.
- Membuat Garis Siku- siku
Untuk membuat garis siku-siku di
lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan dalil pythagoras, yaitu
perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan
angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.
Untuk mengontrol
hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menarik garis dari titik B
sejajar dengan AC (BD).
- Menarik garis dari titik C sejajar
dengan AB (CD),
- Perpotongan dua buah garis
BD dengan CD berpotongan di titik D, dan akan membentuk bidang segi
empat,
- Jarak diagonal BC harus
sama panjang dengan AD,
- Bila jarak diagonal antara
BC dengan AD belum sama panjang, maka garis yang menghubungkan titik CAB
belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai
jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.
- Memasang Papan Duga
Pekerjaan Pasangan Batu
Papan duga
pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang
terdiri dari pasangan papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan
titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan
dan membentuk bidang datar.
Agar
menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan papan duga
harus memenuhi persyaratan:
- Kedudukannya
harus kuat dan tidak mudah goyah.
- Berjarak
cukup dari rencana galian.
- Titik
hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas.
- Sisi
atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan
- papan
bangunan (bouwplank) yang lain.
- Letak
kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke dalam bangunan).
Untuk bangunan
besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi
seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil,
pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan.
Titik-titik pada papan bangunan yang
menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga
berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok. Untuk menghindarkan kesalahan
yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan
cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas
papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan
biasanya dipasang pada kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan
papan
bouwplank harus
benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan
dinding
Sambungan
papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus
memperhitungkan terhadap panjang papan yang akan dipergunakan sebagai
bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank terletak di antara patok, maka
sambungan papan harus menggunakan klem..
- Cara Melaksanakan
pekerjaan pengukuran dan papan duga.
- Tanamkan secara dipancang
deretan patok-patok menurut kedudukan tarikan benang (garis BA) sebagai
dasar pengukuran bangunan.
- Pancangkan deretan
patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap
garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil pythagoras (3:4:5).
- Dengan cara yang sama,
pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.
- Pada tiap-tiap patok beri
tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada
setiap patok.
- Pasang bouwplank dengan
berpedoman pada titik duga tersebut.
- Tentukan letaknya
titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu tancapkan
paku dan beri tanda dengan cat atau meni.
Mortar adalah
suatu bagian pasangan batu yang setara dengan pasangan batu itu sendiri. Adukan
berfungsi untuk membantali satuan pasangan batunya, yang mendukungan penuh satu
sama lain. Adukan memberi perapatan antara satuan-satuannya untuk mencegah
masuknya air dan angin. Adukan merekatkan satuan-satuan tersebut satu sama lain
untuk mengikatnya menjadi satuan struktural monolitik dan juga penting untuk
penampilan dinding pasangan batu. Jenis adukan yang paling karakteristik
terbuat dari semen portland, kapur hidrasi, agregat (pasir), dan air.
Pasir
harus bersih dan diayak untuk menghilangkan partikel yang terlalu kasar atau
terlalu halus. Semen portland merupakan bahan perekat pada adukan, tetapi
adukan yang terbuat hanya dari semen portland akan "keras" dan tidak
mengalir secara baik pada cetok atau di bawah bata, sehingga kapur ditambahkan
untuk memberikan kelancaran dan daya kerjanya. Kapur diproduksi dengan cara
membakar batu kapur atau cangkang kerang (kalsium karbonat) dalam tungku
untuk menghilangkan karbon dioksida dan menyisakan kapur tohor (kalsium
oksida).
Kapur
tohor ini
kemudian diberi air dengan membiarkannya menyerap air sebanyak yang dapat
dilakukannya, yang menyebabkan pembentukan kalsium hidroksida, yang disebut kapur
padam atau kapur terhidrasi. Proses pengairan, yang melepaskan panas dalam
jumlah yang banyak, biasanya dilakukan di pabrik. Kapur hidrasi ini selanjutnya
dikeringkan, digiling, dan dikemas untuk dikirim. Hingga akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, adukan dibuat tanpa semen portland, dan kapur itu sendirilah
yang menjadi bahan perekatnya; adukan ini mengeras dengan cara menyerap karbon
dioksida dari udara untuk menjadi kalsium karbonat, sebuah proses yang sangat
lambat dan tidak merata.
Untuk
mencapai suatu daya kerja yang ekivalen dengan adukan semen portland-kapur,
adukan semen pasangan batu diformulasi dengan campuran tambahan yang menaikkan
udara yang menghasilkan kandungan udara tinggi pada adukan matangnya. Hal ini
akan mengurangi kekuatan rekat antara adukan dan satuan pasangan-batu ingá
kira-kira setengah dari kekuatan adulan konvensional, yang berarti bahwa
kekuatan lentur dan geser dinding tersebut berkurang dan dindingnya lebih dapat
diresapi oleh air. Oleh karena itu hanya adukan semen-kapur konvensional yang
harus ditentukan untuk pekerjaan pasangan batu yang membutuhkan kekuatan tinggi
dan permeabilitas rendah. Agar mudah, semen adukan yang terdiri atas semen
portland pracampur dan kapur dengan udara yang terbatas, dapat digunakan dalam
membuat adukan semen-kapur.
Semen
merah adalah hasil penghancuran bata, genting dan bahan bakaran lempung lainnya
hingga menjadi tepung, semen merah merupakan bahan tambah hidrolik, semen merah
juga merupakan sisasisaberasal dari bata yang mengalami kerusakan, bata yang
pecahpecah dihancurkan dan diayak untuk dijadikan semen merah.
Pasir
merupakan bahan adukan, merupakan bahan batubatuan dengan ukuran kecil (0,15 mm
- 5 mm), syarat-syarat untuk pasir adalah sebagai berikut :
- Butir-butir pasir harus
berukuran antara 0,15 mm - 5 mm.
- Harus keras, berbentuk
tajam, dan tidak mudah hancur oleh pengaruh perubahan iklim.
- Tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5%:
- Bila mengandung lumpur
lebih dari 5% maka harus dicuci.
- Tidak boleh mengandung
bahan organik, garam, minyak dan sebagainya.
- Pasir laut tidak boleh
dijadikan bahan bangunan kecuali bila telah diadakan penelitian dan
petunjuk dari ahli bangunan.
Pasir
untuk pembuatan adukan atau beton harus memenuhi persyaratan di atas, selain
pasir alam (dari sungai atau galian dalam tanah) terdapat pula pasir buatan
yang dihasilkan dari batu yang dihaluskan dengan mesin pemecah batu.
B. Memasang
Pondasi Batu Belah
Pondasi
merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai
penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu
konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi pondasi.
Konstruksi
pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Bentuk
dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang kokoh dan kuat
untuk mendukung beban bangunan di atasnya.
- Pondasi
harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga
kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya.
- Tidak
boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti keadaan air
tanah dan lain-lain.
- Pondasi
harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan
pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah
(turun) atau terguling.
Menurut
jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langsung dan
pondasi tak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila
kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1 meter.
- Pondasi
Langsung
Konstruksi dari
pondasi langsung dapat berupa pondasi batu belah/kali, pondasi batu bata,
pondasi beton bertulang, pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok
sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding tembok di
atasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil beban persatuan luas pada
tanah dasar, karena daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil
dari daya dukung pasangan badan pondasi.
Untuk pondasi
langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu bata dan beton tumbuk, tampang
badan pondasi membentuk bangun trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna
bagi kestabilan kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.
- Pondasi
tak langsung
Konstruksi
pondasi tak langsung digunakan bila lapisan tanah yang baik/keras terdapat
cukup dalam dari permukaan tanah. Prinsip dasar dari konstruksi pondasi tak
langsung adalah dengan perantaraan konstruksi pondasi tak langsung tersebut
beban bangunan dipindahkan ke lapisan tanah dasar pondasi yang baik. Pada tanah
bangunan di mana lapisan tanah mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari
dan air sampai cukup dalam dan dan lapisan tanah yang mempunyai daya dukung
besar cukup dalam, bila konstruksi pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan
pelaksanaan pekerjaan dan tidak efisien.Terdapat bermacam-macam jenis
konstruksi pondasi tak langsung, diantaranya pondasi umpak, gabungan pondasi
plat kaki dan umpak, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan pondasi tiang
pancang.
Bahasan
selanjutnya difokuskan pada konstruksi pondasi langsung berupa pondasi batu
belah. Hal tersebut dilakukan mengingatkonstruksi pondasi langsung dengan bahan
batu belah amat dominan digunakan di lapangan.
3. Memasang
Pondasi Batu Belah
Batu belahi
merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak digunakan, karena batu
belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami perubahan bentuk
dan kualitas bila tertanam di dalam tanah. Persyaratan batu belah sebagai bahan
konstruksi pondasi adalah batu tersebut mempunyai permukaan yang kasar,
berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu belah yang permukaannya
halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi, sehingga harus dipecah terlebih
dahulu agar didapatkatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan batu belah
yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi pondasi.
Permukaan batu yang kasar akan membuat ikatan yang kokoh.
Pada umumnya
tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk trapesium dengan lebar
sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan susunan batu yang
kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih dahulu. Bila
tanah dasar pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus
disusun terlebih dahulu pasangan batu kosong yang diisi pasir pada
rongga-rongganya.
Bentuk
konstruksi pondasi belah antar
Bila
kondisi lapisan tanah banyak mengandung air, maka sebelum badan pondasi
dipasang terlebih dahulu disusun pasangan batu kosong yang diisi pasir pada
rongga-rongganya. Susunan batu kosong tersebut dinamakan aanstamping,
yang berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat di
sekitar badan pondasi.
Gambar
: Sketsa Batu Kali
Gambar:
Aplikasi Batu kali dilapangan
Komentar
Posting Komentar